Makan Besar, 2009

MARTABAT BUNGLON, 2008-2009

MARTABAT BUNGLON, 2008-2009
Membunglon merupakan sebuah perwujudan kepekaan, sebuah ilmu kelas tinggi, yang hanya mampu dimiliki oleh orang-orang yang berjiwa besar.
Manusia harus belajar kepada bunglon untuk tetap selalu selaras dengan keadaan kiri dan kanannya, menyambut, menghadapi perubahan dengan gagah apapun juga yang akan terjadi. Gagah jangan kau sempitkan artinya pada mereka yang berteriak dan mencak-mencak!, tapi substansi gagah adalah berani menghadapi sesuatu, berani berubah dari kondisi satu ke kondisi yang lain. Perubahan yang diajarkan bunglon adalah perubahan diri dari dalam tanpa menyakiti orang lain. Membunglon tidak berarti plin-plan tanpa karakter, justru kesediaan untuk selalu meniadakan egoisme diri demi harnonisasi, dengan cara lebur terhadap keadaan sekitarnya.
Bukankah kita tengah beramai-ramai menyemarakkan mimpi itu untuk mendapatkan maqom mulia yang bernama martabat bunglon.
BAJU KEBESARAN DAN PILIHAN MEDAN RENANG, 2009
Untuk apa ragu-ragu lagi??, wong itu hanya sebuah baju.. gak usah banyak dipikir. Di sana ombaknya besar sekali, siapa yang akan menolongmu??
….;; hayo siapa??
BEBEK JAGOAN DAN PENGGEMBALA TENGIK, 2009
Berenang disini saja, sambil menikmati suguhan ikan dari para penggembala tengik. Disana ikan- disini ikan, kan sama-sama ikan.
Selamat untukmu kawan, kami akan selalu belajar kepadamu.
Tiko, juni 2009

GAMBAR BENTUK

Tiko, Juni 2009
Kali ini Mr.Dosenku membawakan obyek yang tak biasa. Ketika membuka kelas dengan gayanya yang cengengesan menampilkan sebuah kontradiksi dengan karakter wajahnya yang mempunyai raut muka serius yang akhirnya selalu membuat kami kangen dan memaafkan beliau. Ia masuk kedalam kelas dengan bersiul-siul kecil. Dikempitnya tiga pasang obyek yang bentuknya mirip sebuah boneka, Masing-masing obyek memiliki warna dasar yang berbeda. Kemudian dengan gerakan ekspresif, ia melemparkan tiga pasang obyek itu ke atas meja di depan kelas. Gedobraak….!!, kami kaget, kemudian sambil berpandang-pandangan satu sama laen, spontan bahu kami gerakkan ke atas dengan mengepyarkan jemari dan telapak tangan ke atas seperti ketika dalam posisi berdoa, alis kamipun bergerak-gerak naik turun sebagai bahasa tubuh kami, yang menandakan ketidak tahuan atas maksud dan tinggkah polah Mr.Dosen. bola mata kami saling lirik, melemparkan pertanyaan-pertanyaan diantara kami.
Mr.Dosen keluar lagi, sepertinya mengambil sesuatu yang masih ketinggalan. Benar sekali, tak lama kemudian ia kembali dengan membawa sebuah kotak besar, semacam pustek berwarna hijau. Ia taruh diatas meja di depan kelas, kemudian memasukkan ketiga pasang obyek itu kedalam kotak. Ia memutar kotak itu, yang ternyata disalah satu sisinya berbahan seperti kaca yang tembus pandang. Mr.Dosen menyuruh kami mengamati dengan teliti, menemukan keunikan, karakteristik dan keindahan dari ketiga obyek itu, kemudian memerintahkan kami untuk mengekspresiakan apa yang kami lihat tadi keatas selembar kertas yang ada materai dan stempel bergambar burung diatasnya yang sudah diberikannya diawal tadi. Setelah memberikan tugas kepada kami, ia pun pergi lagi entah kemana.
Pelajaran gambar bentuk yang aneh pikirku…
Kami pun mulai mengamati secara detail kedalam kotak itu, kepada ketiga pasang obyek tersebut. Istilah kerennya berkonsentrasi dan fokus. Lho, lho-lho..!, kami semua kaget, ternyata ketiga pasang obyek itu bukan sembarang obyek!. Pernah nonton film CR7 nya Steven Chow, boneka dari luar angkasa yang hidup dan berinteraksi itu?, ternyata ketiga pasang obyek itu memiliki karakter yang hampir mirip, karena bisa diajak berinteraksi dan bisa berinteraksi dengan sesamanya. Mula-mula mereka bernyanyi bersama. Kemudian berdeklamasi dan membaca puisi. Dilanjutkan berdansa dan saling bertukar pasangan. Sungguh lucu dan benar-benar lucu, kami malah jadi asyik melihat tingkah polah mereka.
Ketiga pasang obyek itu kemudian bermain catur. Catur dengan metode permainan monopoli, yang memakai uang-uangan, aturan-aturanan, pembangunan-pembangunanan, pajak-pajakan, penjara-penjaranan, dsb. Asyik banget mereka dengan permainannya. Mereka mulai saling ngeles satu sama lain, saling sindir, saling buka aib dengan semangat kompetisi. Ada-ada saja ulah mereka. Kami sepertinya tersihir oleh tingkah polah lucu mereka, sehingga lupa akan tugas yang diberikan Mr.Dosen kepada kami.
Tibalah waktu Mr.Dosen datang lagi ke kelas, ternyata jatah jam untuk menggambar yang diberikan kepada kami telah habis. Ia memerintahkan untuk mengumpulkan hasil karya kami, apapun yang telah dihasilkan. Kami pun kembali kebingungan, karena tak ada satu pun dari kami yang sudah menggambar sesuai dengan perintah tugas yang diberikan Mr.Dosen.
Ngapain kalian bingung, kumpulkan saja kertas kalian, masukkan sekalian di dalam kotak itu katanya. Nanti tolong bawakan sekalian kotak itu ke ruangan saya.
Sesudah mengatakan itu, Mr.Dosen membalikkan badan dan keluar kelas dengan cepat. Sekali lagi kami pun saling berpandangan???, untuk beberapa saat tak ada yang keluar dari mulut kami selain bau mulut, barisan gigi dan deru nafas.
Salah satu kawanku berkata lantang: Bagaimana kawan, masukkan kertas gak???
tak ada jawaban, tak ada sesuatu kecuali suara itu. Hahahahahahaha……