KOPI PAHIT

Dia adalah seorang seniman yang biasa kerja malam, hidup dan menghidupi malam, sedangkan sebagian banyak waktu siangnya adalah untuk tidur dan main-main. Pada tahapan kehidupan berkeluarga, terjadilah sebuah dilema. Istri yang dicintainya belum mampu menerimanya apa adanya, sementara kariernya tak semulus angan dan harapannya apalagi ditambah tekanan dari keluarga si wanita. Kebutuhan hidup yang semakin mengganas dan mencekik memberikan tekanan berat bagi keluarga baru itu.
Disaat kondisi kritis dan terjepit itulah ia putuskan untuk banting stir dan terpaksa mengubah pola hidup menjadi bagai manusia umumnya. Ia bekerja di bengkel sepeda motor jika disana memerlukannya, ia sebagai kuli panggul di pasar jika dagangan es cendolnya tak kunjung laku. Ia pun membantu sebagai tenaga ajar di sebuah SD swasta walaupun cuma sekali dalam satu minggu. Ia melakukan apa saja dan dengan siapa saja selama itu halal demi mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Disamping itu semua tentu saja meluangkan walau sedikit waktu untuk berkarya, yang katanya sih tuntutan dari lubuk hatinya.
Hal yang demikian tentu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, karena waktu siang tersita untuk bekerja dan malamnya pun seperti biasanya diluangkan untuk berkarya. Namun apalah dikata, tenaga manusia ada batasannya. Kopi yang biasanya manjur sebagai penangkal kantuknya, sudah tak terasa efeknya di badan dan mata.
Akhirnya ia pun berkonsultasi dengan seorang dokter.
“Dokter, saya mempunyai masalah dengan rasa kantuk yang berlebihan, saya tidak bisa mengontrol keinginan tidur walaupun hari masih sore. Sedangkan saya masih pingin bekerja di malam hari. Saya sudah menyiasatinya dengan meminum kopi pahit di campur sedikit garam, tapi semua sia-sia, malahan tidur terasa nikmat sekali setelah saya minum kopi. Bagaimana saya bisa tahan untuk terjaga dok?”.
“Oh, kalau itu sebetulnya masalah sepele. Bukan soal kopi yang yak berkhasiat menahan kantuk, tetapi lebih pada cara anda menikmati kopi itu.”
“Maksud dokter?”
“Maksud saya; ketika anda merasakan kantuk bikinlah kopi kental yang panas, terus jangan langsung diminum kopinya, tapi gunakan untuk mencuci muka anda dulu, baru diminum. Pasti dijamin anda tidak ngantuk lagi.”
“Yaiya lah dok, gak ngantuk tapi mlocoti. Dasar dokter sialan.”

Tiko, jan.09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar