Bersujud lama sekali

Tiko, Nov.08

Mereka beralasan dengan meminjam nama tuhan. Seolah menganggap hanya mereka yang disayang dan diberkati. Sedangkan yang lain, yang tak senasip, yang miskin, yang tersisihkan adalah bagian dari golongan yang terlaknat, dimurkai tuhan.
Engkau dengan khusuk bersyukur dalam sujudmu. Namun di hatimu mengatakan jujur, mengatakan mereka sainganmu.
Apakah engkau menyadari bahwa tindakanmu yang seperti itu sama saja menyetujui anggapan bahwa: Tuhan telah berlaku tidak adil, tuhan tidak peduli dengan orang-orang lemah, orang tertindas, orang tersisih, orang yang tak mempunyai kesempatan. Membiarkan mereka semakin melarat dan sekarat.

Engkau banggakan kariermu, hasil usahamu, kau kenakan jas sutera, kau kopyahi mahkota permata, kau gelar permadani Persia, kembali kau sujud lama sekali.
Kau gesekkan keningmu hingga menghitam. Kau tersenyum, senyum dalam sujud. Sambil terus menghitung keuntunganmu, labamu. Kau pikir dengan mengingat itu semua menambah jaminan yang lebih besar dari tuhan. Langsung di dunia ini maupun di akhirat kelak. Sementara kau tahu betul temanmu, kawanmu diluar sejak siang menahan lapar sambil mencoba keberuntungan mencari kerak makanan. Bahkan kau saksikan gangguan dari orang-orang yang kau kenal.
Kembali kau berguman lirih dalam sujudmu, tuhan menyengsarakan mereka dikarenakan mereka tidak beriman. Dan karena mereka bodoh.

Hingga suatu hari engkau mendapat kabar tentang terbebasnya temanmu dari himpitan kehidupan dunia ini dengan datangnya telegram duka. Engkaupun kembali bersujud lama, bersyukur karena dengan begitu temanmu telah berakhir kesulitan hidupnya di dunia ini. Dan hilanglah satu saingan.
Engkau bersujud. Lamaaaa sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar